Minggu, 01 Juni 2008

Opini aksi 21 Mei 2008 (koalisi FKMB)

Kembali gaung suara mahasiswa bergema, kali ini pemerintah kembali “berulah”, setelah beberapa waktu lalu menanggapi kenaikan harga minyak dunia, Presiden SBY berjanji bahwa Indonesia tidak akan terpengaruh pada kenaikan tersebut dan menjamin bawha BBM tidak akan dinaikkan. Namun ternyata, hanya berselang waktu singkat, akhirnya Presiden “menyerah” , berdalih demi menyelematkan APBN, kemudian berencana menaikkan BBM terhitung mulai 1 Juni 2008. dan kembali rakyat yang harus menjadi “tumbal” dari kebijakan pemerintah tersebut, belum lagi kenaikan resmi, masyarakat sudah antre minyak, harga-harga sembako melonjak tajam. Tidak hanya sampai disitu, pemerintah pun berniat menarik dan menghilangkan subsidi dan kemudian menggantinya dengan dana kompensasi Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Menurut beberapa pakar ekonomi, dampak dari kenaikan BBM akan berimbas utamanya pada rakyat, karena kemungkinan besar angka kemiskinan akan semakin bertambah akibat harga sembako yang naik dan mahal, juga bertambahnya pengangguran akibat PHK besar-besaran yang akan dilakukan perusahaan demi menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Namun pemerintah masih “ngeyel” dan tetap melaksanakan kebijakannya menaikkan BBM.

Bantuan Langsung Tunai (BLT) pun yang dikatakan pemerintah sebagai alternative subsidi pun tidak tepat, pemberian BLT yang hanya sampai 12 bulan dengan rincian uang tunai sebesar Rp100.000/kk + Beras 15kg bukan solusi yang saat ini tepat bagi rakyat. BLT hanya akan menjadi media pembodohan masyarakat, juga akan menjadi masalah social seperti yang terjadi pada pemberian BLT tahun 2005, BLt lebih banyak tidak tepat sasaran, orang yang sebenarnya masih mampu malah menerima BLT sedangkan yang miskin justru tidak terdaftar sebagai penerima BLT, belum lagi kasus2 yang lain, apa pemerintah tidak belajar dari pengalaman tersebut? BLT justru juga rawan korupsi!

Kondisi masyarakat belum siap dengan berbagai dampak dari kenaikan BBM, kebijakan pemerintah tersebut justru akan menjadi “racun” yang akan membunuh rakyat dengan perlahan-lahan. Seperti inikah potret pemerintah yang mencintai rakyatnya? Bahkan di momentum Harkitnas, bagaimana Indonesia mau bangkit jika pemerintahannya saja justru membuat rakyat Indonesia semakin terpuruk dan jatuh?

Untuk itu, seluruh mahasiswa Banjarbaru yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarbaru menuntut pemerintah dalam hal ini para anggota DPRD yang terhormat untuk :


  1. Berpihak pada rakyat dan mendesak pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan BBM juga pemberian kompensasi BLT karena BLT sama sekali tidak mendidik rakyat.

  2. Efisiensi BBM untuk kendaraan dinas

  3. Penghematan anggaran dinas dengan mengurangi kunjungan keluar daerah yang tidak jelas.


Demikian tuntutan kami, dan kami beraksi demi rakyat dan tidak atas dasar mencari keuntungan, karena tugas sebagai mahasiswa adalah sebagai media perjuangan atas hak-hak rakyat yang dirampas oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Tolak BBM dan BLT (Perjuangan Tanpa Henti)


Tidak ada komentar: