Selasa, 19 Februari 2008

Soeharto "Putih diatas Hitam"

Tanggal 27 Januari 2008, Indonesia dikejutkan dengan kabar duka, mantan Presiden ke-2 Republik Indonesia, HM. Soeharto, meninggal dunia setelah sempat dirawat selama hampir 24 hari di rumah sakit dengan ditangani oleh sekitar 40 orang dokter spesialis terbaik Indonesia. Dan Indonesia terhenyak karena kehilangan seorang yang dianggap telah berjasa banyak pada negeri ini.

Namun, menjelang akhir hayatnya, Soeharto ternyata tidak bisa ”beristirahat” dengan tenang, diluar alam sadarnya, ribuan orang masih menuntut pertanggungjawabannya atas berbagai kasus pelanggaran hukum yang dilakukannya, meski tidak sedikit pula yang mendoakan agar Soeharto diberi kesembuhan. kontroversi pun tidak bisa dielakkan, sebagian meminta agar kasus Soeharto ditutup saja mengingat kondisi Soeharto yang sakit parah, namun sebagian masih menghendaki agar Soeharto, bagaimanapun keadaannya, harus tetap diseret ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, karena dianggap bahwa kesalahannya tidak bisa diampuni.

Dibalik kontroversi tersebut, sejenak kita membuka lembaran sejarah, dimana sejarah Indonesia telah mencatat betapa besar jasa-jasa seorang Soeharto, baik sebelum ia menduduki tahta kekuasaaan maupun saat masih memegang tampuk kekuasaan politik di Indonesia. Tanggal 1 Maret 1948, terjadi serangan umum yang dilancarkan tentara Indonesia untuk menduduki wilayah Yogyakarta yang dipimpin oleh Letkol Soeharto yang akhirnya membawa kemenangan di pihak Indonesia. Begitu pula saat terjadi pemberontakan G/30/S/PKI, Soeharto kembali tampil dan ditunjuk untuk menangani masalah tersebut. Sejak saat itulah karir Soeharto menanjak dan popularitasnya pun mengalahkan Presiden Soekarno pada saat itu, sampai akhirnya Soeharto berhasil mengambil alih kekuasaan Indonesia sejak terbitnya Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) tahun 1967. Sejak saat itulah, Soeharto dianggap banyak membawa perubahan besar bagi Indonesia dengan trilogi pembangunan-nya, yaitu stabilitas pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan. Tahun 1984 Soeharto berhasil dengan program pangannya, Swasembada Pangan, dimana saat itu Indonesia mampu mengekspor beras ke luar negeri. Dan memang tak bisa dipungkiri, Soeharto memang sukses dengan kepemimpinannya.

Namun, dibalik itu semua, dibalik catatan putih seorang Soeharto, ada pula catatan hitam yang mengiringi kepemimpinanya,budaya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) lahir darinya, tidak hanya itu, Soeharto juga dianggap sebagai ”pembunuh berdarah dingin” ketika terjadi sejumlah pelanggaran HAM di Indonesia, mulai dari kasus Tanjung Priok sampai detik-detik menjelang reformasi, dan sampai akhir hayatnya, hal ini belum terungkap dengan jelas. Paham kapitalisme dan militerisme menjadi dasar pemerintahan Soeharto hingga ia mampu mempertahankan kekuasaannya hingga mencapai 32 tahun. Tetapi, akhirnya Soeharto harus bertekuk lutut dan menyatakan berhenti menjadi pemimpin Indonesia ketika ribuan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi menuntut mundurnya sang Jenderal dari kursi kepresidenan.

Dan kini, ketika Soeharto telah wafat, dan tentunya kita sebagai bangsa Indonesia yang terkenal sebagai bangsa yang bermoral, dibalik kelamnya kehidupan Soeharto, harus tetap bisa menghargai segala bentuk jasa-jasa seorang Soeharto dan memaafkan segala kesalahan beliau namun tanpa melupakan bahwa bagaimanapun kondisinya, supremasi hukum harus tetap ditegakkan karena Indonesia adalah negara berlandaskan hukum.

Tidak ada komentar: